ANGKUTAN BATUBARA DI JAMBI RUSAK JEMBATAN TEMBESI: MASALAH TAK BERUJUNG
Vocalandalas - Jambi (30/1/2025) - Angkutan batubara di Jambi telah menjadi sorotan negatif akibat masalah yang meluas dari darat hingga perairan. Ribuan truk batubara yang melintas setiap hari di jalan-jalan Jambi tidak hanya menyebabkan kemacetan parah, tetapi juga menimbulkan polusi dan korban jiwa.
Sejak 2 Januari 2024, Pemerintah Jambi menghentikan penggunaan jalan darat untuk angkutan batubara dan memindahkannya ke jalur sungai. Namun, langkah ini hanya memperburuk kondisi Sungai Batanghari yang sudah tercemar oleh penambangan emas tanpa izin, galian C, dan limbah perusahaan. Selain itu, gelombang air dari tongkang batubara menimbulkan erosi di sepanjang sungai.
Kemacetan yang terjadi di jalan-jalan seperti Sarolangun, Tembesi, Kota Jambi, dan Pelabuhan Talang Duku menyebabkan konflik antara warga dengan para sopir batubara. Meskipun gubernur telah mengeluarkan peraturan untuk mengatur lalu lintas angkutan batubara, masalah ini masih belum terselesaikan sepenuhnya.
Pada 22 Januari 2025, kapal tongkang pengangkut batu bara menabrak tiang fender Jembatan Maura Tembesi, menyebabkan enam tiang fender jembatan lepas. Pemerintah Provinsi Jambi mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara aktivitas angkutan batu bara melalui jalur sungai.
AKBP Ade Candra, Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Jambi, mengungkapkan hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya indikasi kelebihan muatan pada tongkang tersebut. "Dari pemeriksaan awal, hasil berita acara molding mencatat muatan sekitar 2.900 MT, melebihi kapasitas seharusnya yang hanya 2.499 MT," ujar Ade.
Pemerintah Provinsi Jambi berupaya mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki situasi, termasuk pembangunan jalan khusus angkutan batubara dan peningkatan fasilitas di lokasi pelabuhan. Namun, tantangan besar masih harus dihadapi untuk menciptakan sistem transportasi yang aman dan efisien bagi semua pihak. (red)
Tidak ada komentar :